News
May 8, 2020
Our CEO and Co-Founder, Peter Barcak's conversation on FinTech industry and COVID-19 in Warta Ekonomi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkategorikan COVID-19 sebagai pandemi. Dengan jumlah kasus yang terus meningkat dari hari ke hari, tragedi kesehatan ini mengacaukan berbagai area kehidupan masyarakat dengan cara yang tidak pernah dibayangkan sebelum terjadinya pandemi ini. Perekonomian di seluruh dunia mulai kesulitan dan riset yang menunjukkan tingkat perlambatan ekonomi di masa pandemi sudah bermunculan.
Bagi banyak orang, keadaan ini menyerupai keadaan ekonomi dunia tahun 2008 lampau. Perlambatan ekonomi di masa itu memaksa para pelaku bisnis melakukan berbagai cara untuk menjaga bisnis tetap berjalan sambil memitigasi segala risiko yang datang.
Berbagai prediksi mulai bermunculan yang menimbulkan pertanyaan tentang kinerja bank selama wabah COVID. Salah satu kekhawatiran utama bagi para ekonom dan pengamat pasar adalah peningkatan kredit macet, yang menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berdiri di 2,79 persen di bulan Februari 2020 ini, level tertinggi sejak Mei tahun lalu.
“Meskipun kesulitan yang dihadapi sangat nyata, berkat kemajuan teknologi digital, kami yakin solusi bagi hal tersebut kini lebih terjangkau dibandingkan dengan 2008 lalu,” kata CEO CredoLab, Peter Barcak, dalam keterangan resmi Jakarta, Jumat (8/5/2020).
Pasalnya, selama dekade terakhir, kita telah mengalami perkembangan pesat dalam hal menggunakan teknologi untuk meningkatkan praktik perbankan. Peluncuran aplikasi mobile banking, eKYC, kartu virtual telah membuka jalan menuju pengalaman perbankan yang lebih baik bagi para pelanggan.
Pada saat yang sama, teknologi seperti AI, Pembelajaran Mesin, penggunaan big data, dan lainplain juga telah meningkatkan proses backend lembaga keuangan. Singkatnya, berkat kemajuan Fintech pada tahun 2020, Indonesia menemukan diri dalam posisi yang jauh lebih baik untuk mengatasi dampak COVID 2019.
“Keadaan saat ini mungkin terlihat suram, tetapi pemahaman yang lebih dalam tentang pilihan kita dan teknologi yang kita miliki mungkin adalah harapan yang kita cari pada situasi sekarang ini. Perbankan di Indonesia memiliki banyak peluang mengingat ukuran pasar dan penetrasi seluler yang sangat masif daripada tahun tahun sebelumnya. Pada hal ini dan menggunakan teknologi di setiap tahap perbankan akan menjadi jalan ke depan,” pungkasnya.
Read the original article in Warta Ekonomi.